Nilai
Sebuah Waktu
Saat
itu istirahat kedua. Halaman sekolah tampak ramai. Ada tang bermain
petak umpet, lompat tali, dll. Ada pula yang berbincang-bincang saja.
Sementara itu, sekumpulan anak kelas 6 termasuk Eka membicarakan
sesuatu dengan serius.
“Eh...
nanti saat jam tambahan, absen aja yuk..!!” ajak Yati pada
teman-teman.
“Ah,
tapi Bu Asih pasti marah.” kata Eka dengan nada membujuk.
Beberapa
anak milai setuju dengan ajakan Yati, termasuk Eka yang semula
menolak ajakan itu, karena semua anak takut pasa Yati. Apapun yang
diusulkan oleh Yati, teman-temannya mau tidak mau harus setuju. Jika
tidak mereka akan dikucilkan dari teman-temannya.
Tet...
tet... tett... tanda bel waktu istirahat telah usai. Kini saatnya
mengikuti jam pelajaran berikutnya. Namun, tampaknya kelas masih
gaduh, sebab guru yang mengajar belum datang.
“Eh,
temen-temen inget lho nanti saat jam tambahan Kita semua bolos aja,
okee...” kata Yati sambil tertawa, hahaha...
“Sip,
tapi kalo bu guru marah, Kita nggak ikit-ikuttan lho... itu kan
rencanamu.” jawab Eka dan teman-teman.
“Aah...
ya nggak bisa gitu dong, kalian kan juga ikut, jadi ini tanggungjawab
bersama...”
Sesaat
setelah itu, Bu Emi datang, suasana kelas pun menjadi hening.
“Assalamualaikum
anak-anak...” sapa Bu Emi
“Waalaikumsalam
bu guru.” jawab anak-anak serempak.
“Nah,
anak-anak pada hari ini ibi guru akan mengajarkan tentang menulis
surat pribadi.” kata Bu Emi
“Iya
bu.” jawab anak-anak.
Lambat
laun jam pelajaran usai.
“Oke
anak-anak jam pelajaran hari ini sudah selesai, jangan lupa untuk
tidak pulang dulu karena ada jam tambahan.” kata Bu Emi.
“Iya
bu...” jawab murid-murid.
Setelah
Bu Emi keluar, Yati dan teman-teman segera keluar menuju ke belakang
perpustakaan.
“Ayo
cepat! Kita ke belakang perpustakaan.” ajak Yati.
“Iya...”
jawab teman-temannya.
Setelah
sampai di belakang perpustakaan, tiba-tiba asa bayangan seseorang
yang semakin lama semakin mendekat dan membuat Yati serta
teman-temannya ketakuttan. Ternyata itu adalah bayangan Bu Emi.
Beliau tahu jika Yati dan temannya akan bolos sebab saat mereka lari
tergesa-gesa Bu Emi sempat menoleh ke belakang dan melihat mereka
menuju ke belakang perpustakaan.
“Lho,
kalian sedang apa disini, bukannya ini jam tambahan!” tanya Bu Emi
lantang.
“I...
Iya bu...” jawab Yati ketakutan.
“Ya
sudah tunggu apa lagi, cepat sana masuk kelas, Bu Asih sudah menunggu
kalian” kata Bu Emi.
Setelah
Yati, Eka, Nia dan kawan-kawan kena marah Bu Emi, mereka langsung
masuk kelas dengan menundukkan kepala. Sesampainya di kelas memang
benar Bu Asih sudah menunggu dan mereka pun minta maaf atas
kesalahannya.
“Maaf
ya bu, Kami telat.” kata Yati dan teman-temannya.
“Iya,
lain kali kalian jangan menyia-nyiakan waktu lagi, karena waktu
sangat berguna, kalian harus bisa memanfaatkan waktu dengan baik.
Supaya saat ujian nanti kalian sukses.” jawab Bu Asih dengan
lembut.
“Iya
bu, Kami tidak adan mengulanginya lagi.” sahut Yati dan temannya.
Ternyata
rencana Yati gagal, akhirnya mereka mengikuti jam tambahan. Setelah
jam tambahan selesai, mereka pulang bersama-sama dan menyadari betapa
pentingnya nilai sebuah waktu.
_______________end______________