Sabtu, 24 September 2016

Nilai Kehidupan

Nilai Sebuah Waktu


Saat itu istirahat kedua. Halaman sekolah tampak ramai. Ada tang bermain petak umpet, lompat tali, dll. Ada pula yang berbincang-bincang saja. Sementara itu, sekumpulan anak kelas 6 termasuk Eka membicarakan sesuatu dengan serius.
“Eh... nanti saat jam tambahan, absen aja yuk..!!” ajak Yati pada teman-teman.
“Ah, tapi Bu Asih pasti marah.” kata Eka dengan nada membujuk.
Beberapa anak milai setuju dengan ajakan Yati, termasuk Eka yang semula menolak ajakan itu, karena semua anak takut pasa Yati. Apapun yang diusulkan oleh Yati, teman-temannya mau tidak mau harus setuju. Jika tidak mereka akan dikucilkan dari teman-temannya.
Tet... tet... tett... tanda bel waktu istirahat telah usai. Kini saatnya mengikuti jam pelajaran berikutnya. Namun, tampaknya kelas masih gaduh, sebab guru yang mengajar belum datang.
“Eh, temen-temen inget lho nanti saat jam tambahan Kita semua bolos aja, okee...” kata Yati sambil tertawa, hahaha...
“Sip, tapi kalo bu guru marah, Kita nggak ikit-ikuttan lho... itu kan rencanamu.” jawab Eka dan teman-teman.
“Aah... ya nggak bisa gitu dong, kalian kan juga ikut, jadi ini tanggungjawab bersama...”
Sesaat setelah itu, Bu Emi datang, suasana kelas pun menjadi hening.
“Assalamualaikum anak-anak...” sapa Bu Emi
“Waalaikumsalam bu guru.” jawab anak-anak serempak.
“Nah, anak-anak pada hari ini ibi guru akan mengajarkan tentang menulis surat pribadi.” kata Bu Emi
“Iya bu.” jawab anak-anak.
Lambat laun jam pelajaran usai.
“Oke anak-anak jam pelajaran hari ini sudah selesai, jangan lupa untuk tidak pulang dulu karena ada jam tambahan.” kata Bu Emi.
“Iya bu...” jawab murid-murid.
Setelah Bu Emi keluar, Yati dan teman-teman segera keluar menuju ke belakang perpustakaan.
“Ayo cepat! Kita ke belakang perpustakaan.” ajak Yati.
“Iya...” jawab teman-temannya.
Setelah sampai di belakang perpustakaan, tiba-tiba asa bayangan seseorang yang semakin lama semakin mendekat dan membuat Yati serta teman-temannya ketakuttan. Ternyata itu adalah bayangan Bu Emi. Beliau tahu jika Yati dan temannya akan bolos sebab saat mereka lari tergesa-gesa Bu Emi sempat menoleh ke belakang dan melihat mereka menuju ke belakang perpustakaan.
“Lho, kalian sedang apa disini, bukannya ini jam tambahan!” tanya Bu Emi lantang.
“I... Iya bu...” jawab Yati ketakutan.
“Ya sudah tunggu apa lagi, cepat sana masuk kelas, Bu Asih sudah menunggu kalian” kata Bu Emi.
Setelah Yati, Eka, Nia dan kawan-kawan kena marah Bu Emi, mereka langsung masuk kelas dengan menundukkan kepala. Sesampainya di kelas memang benar Bu Asih sudah menunggu dan mereka pun minta maaf atas kesalahannya.
“Maaf ya bu, Kami telat.” kata Yati dan teman-temannya.
“Iya, lain kali kalian jangan menyia-nyiakan waktu lagi, karena waktu sangat berguna, kalian harus bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Supaya saat ujian nanti kalian sukses.” jawab Bu Asih dengan lembut.
“Iya bu, Kami tidak adan mengulanginya lagi.” sahut Yati dan temannya.
Ternyata rencana Yati gagal, akhirnya mereka mengikuti jam tambahan. Setelah jam tambahan selesai, mereka pulang bersama-sama dan menyadari betapa pentingnya nilai sebuah waktu.




                                        _______________end______________